Stupid Is As Stupid Does

Thursday, January 19, 2006

Mac, Why Not?




Seorang teman bertanya, mengapa gw akhirnya berganti ke Macintosh? Apakah karena kelihatan gaya? Kelihatan lebih esklusif atau mahal? Atau malah ingin show off?

Selama lebih dari setahun sebenarnya gw cukup nyaman dengan laptop “usang” gw, Toshiba 8100 berkekuatan Pentium III-600, dengan RAM 256, plus CD room dan hardisk berkapasitas 20 gig. Toshiba memang sangat nyaman di jari-jemari. Terutama untuk mengetik. Tuts-tuts keyboard-nya terasa empuk.

Lalu, kenapa gw memutuskan untuk berganti laptop?

Begini, setiap barang pasti memiliki siklus hidupnya sendiri. Dan, setahun adalah waktu maksimal untuk menggunakan laptop yang gw beli 2nd itu. Karena setelah itu, gw mulai menemukan beberapa kerusakan kecil yang cukup mengganggu.

Misalnya, arah panah di keyboard yang macet. Bagian pinggiran layar LCD retak, CD room yang mulai ngadat, dan beberapa lainnya.

Dari situ, gw mulai melirik-lirik beberapa merek komputer jinjing lain. Tetap pada Toshiba, atau malah memilih Compac yang lebih murah?

Sony memang bagus, tapi harganya selangit. IBM? Hmm, tak pernah tertarik dengan bentuknya.

Setelah window shopping disana-sini, browsing, banding-bandingin, tetap belum ketemu yang cocok dan sreg di hati. Hingga gw bertemu iBook. Ketertarikan gw bermula saat menggunakan iPod. Dan mulai melirik brosur-brosur produk Apple lainnya.

Terus terang, gw langsung cinta pada pandangan pertama. Adrenaline gw mengalir deras seraya berkata, “gw pengin beol!”. Hehe. Maksud gw, “Nah Ini Dia! Baru gw banget!”.

Selanjutnya, gw ikutan forum Mac. Memantau harga, tanya sana-sini, hingga bulan lalu memutuskan membelinya. iBook, dilengkapi PowerPC 1.33 Ghz, RAM 512 MB, Combo drive, dan Hardisk 80 GB. Sejauh ini, gw bener-bener puas.

Berikut komentar gw setelah beberapa lama memakainya :

*Mac doesn’t crash!
Deadline berat, tapi kompie gak mau dianyak kompromi. Crash. Padahal, cuma oper-oper Word dan Internet Explorer saja. Been there, done that. Mac OS X sangat stabil, solid, dan cepat. Memudahkan kita bekerja, temasuk atau switching dari aplikasi satu dan lainnya. kmu bisa menggunakan Word, Quicktime, Photoshop, dan iTunes sekaligus tanpa skalipun khawatir akan hang. sounds fun huh?

*Picture-perfect photos.
If every picture tells a story, you’ll live happily ever after with your Mac. Ya, kalibrasi warna di layar Mac nyaris sempurna dan mendekati kualitas cetak. Jadi, tak perlu khawatir warna akan buyar saat editing gambar di Photosop CS2. Mata kita benar-benar termanjakan.

*As easy as iPod.
Secara gw punya iPod, Mac adalah sohib yang sempurna. Hey, if you love your iPod, you’ll love a Mac.

*It’s a musical instrument.
Awalnya, iTunes sebagai pemutar lagu memang sedikit merepotkan. Terutama bagi pengguna akut Winamp macam gw. Tapi, dengan sedikit penyesuain, ternyata software tersebut justru memudahkan kita dalam memilih dan mengorganisir lagu. Termasuk memberi artwork dan lirik untuk lagu-lagu pilihan.

*Online streamlined.
Browsing di internet jadi lebih cepat. Ini sudah gw buktikan sendiri. Terutama saat menggunakan aplikasi P2P. Ada juga goodies lain seperti Mail, Safari, iChat AV, dan AirPort untuk Wifi.

*It’s beautiful and classy.
Desain Mac memang cantik dan sedap di pandang. The craftsmanship is unmatched =P

*It can run Microsoft Office.
Yep, ada Word, ada PowerPoint dan juga Exel. Awalnya gw bete karena huruf Times New Roman terlihat jelek di layar, meski font sudah diganti ukuran 14. Tapi akhirnya gw menemukan font yang pas untuk mengetik, Bookman Old Style. It’s perfect for writing. banyak juga aplikasi-aplikasi lain yang sangat adiktif, seperti Comic Life.

*Game variatif.
Memang, game di Mac tak sebanyak di Windows. Tapi toh, kompie gw memang gak difungsikan untuk nge-game. So far my Playstation 2 is doin just fine. Meski, gw masih ingin menjajal game-game seperti World of Warcraft, Doom 3 atau Myst IV: Revelation. mungkin nanti.

*Two-button mouse, kenapa tidak?
Single click memang sedikit merepotkan. jangan takut, cukup colok mice USB biasa, dan klik kanan-kiri tetap bekerja kok.

So, in the end, gw puas dengan Mac, dan gak nyesel spend money segitu mahal (yang ngebuat hari-hari dihabiskan dengan makan mie instan mulu). Ada yang mau nyusul?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home