Stupid Is As Stupid Does

Friday, April 21, 2006

jodoh

”Segalanya akan lebih indah bila sudah waktunya”.

Katanya sih begitu.

Konon kata-kata diatas adalah moto yang dianut para jombloers. Sebagai pembenaran atau penghindaran dari julukan “tidak laku”. Begitu juga dengan sederet kata-kata lainnya seperti, “..i’m alone..but not lonely..” *halah, atau Jojoba, jomblo-jomblo bahagia, *oh my god.

Well eniwei, tagline diatas bukan ditujukan ke gw. Tapi ini cerita nyata kenalan gw. Dia baru saja menikah, dan sekarang sedang asyik-asyiknya menjadi pasangan baru.

Yang unik justru proses “akan menikahnya itu”.

Jadi begini. Kenalan gw, is almost 34. Tampang lumayan, kulit putih, rajin sholat. Tapi seumur hidup belum pernah yang namanya pacaran sama cewek.

Jangan salah. Selama bergaul asyik-asyik aja kok. There’s nothing wrong with him. Supel, baik, suka bercanda. Tapi ya itu dia, doi nggak pernah pacaran.

Pertemuannya dengan istrinya ini tak sengaja. Berawal dikenalkan teman. Dan kemudian menjadi dekat. Ya standar lah. Bahkan waktu pacaran terbilang singkat, Cuma 3-4 bulan.

Yang aneh begini, dia bilang ke gw kalau cewek itu (istrinya sekarang) adalah jodohnya. Dan tentu gw jawab, “bagaimana kamu tahu?”

”i dont know man. But i just know it. semuanya terasa mengalir,”

“Gambarannya gini, kamu disuruh ibumu membeli ikan di pasar. Nah, jalan yang biasa dilewatin macet, trus kamu masuk gang. Eh, gangnya ditutup, kamu muter ke jalan lain. Pokoknya apapun halangannya, kamu tetap sampe ke pasar dan beli ikan,”

“pokoknya jalan itu selalu ada. Dan selalu mengarah kesana. Kadang waktu bangun tidur kita berdua masih mengalami ‘relationship-lag’. Kita suka saling bilang, ‘eh aku ini suamimu ya?’, atau ‘eh kita ini suami-istri lho’, terus ketawa bareng,”.

Ia mencontohkan, suatu kali mereka berantem hebat (sebelum menikah). Bahkan si cewek sudah bilang, “kita sudah nggak cocok, mas cari cewek lain saja,”.

Yang terjadi setelah itu, adalah musibah kecil beruntun. Mulai dari kehilangan jam, kehilangan handphone, dan dompet. Well, mungkin agak nggak relevan, but you get the point right?

Dan akhrinya, mereka pun pacaran lagi. Sebulan kemudian, langsung menikah. Semuanya serba cepat, serba instan, serba lancar. Sekarang doi lebih suka tersenyum, serta pengin cepet-cepet pulang. Hahaha.

Di akhir ceritanya, dia berkata, “pertemuanku dengannya ini semua karena doa. Tuhan yang mengatur,”

Well, my point is. Jodoh tak dapat dipaksakan. Ia akan datang pada saatnya. Iya gak sih?

3 Comments:

  • HAHAHAHAHAHA gw mo ke pasar ikan aaah..

    kekekekekekekek

    By Blogger dahlia, At 6:10 PM  

  • Nice colors. Keep up the good work. thnx!
    »

    By Anonymous Anonymous, At 4:40 AM  

  • I really enjoyed looking at your site, I found it very helpful indeed, keep up the good work.
    »

    By Anonymous Anonymous, At 5:23 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home