Stupid Is As Stupid Does

Tuesday, March 14, 2006

Sob, Be Carefull With My Boys-Toys


yang muncul di LCD tulisan err 2

Gw termasuk orang yang primpen (sayang) terhadap suatu barang. Terutama kalau barang itu gw suka banget. Gw akan memakainya dengan hati-hati, menyempatkan waktu untuk sekedar membersihkan, atau menaruhnya di tempat yang aman.

Bukannya apa, gw sebenarnya orang yang sangat ceroboh dan lumayan jorok. Tapi, positifnya gw juga perfeksions. Gw akan bete berat hanya melihat scratch kecil di iPod atau kamera digital gw. Karena itu, gw gak ragu-ragu untuk membelikan kover proteksi untuk barang-barang kesayangan, meski harganya mahal (it cost me USD 20 hanya untuk membeli cover sleeve iBook).

Dan sejak seminggu ini, seorang teman dekat dari Surabaya menginap selama seminggu di kos. Tentu gw senang, karena selain doi teman dekat, juga membuat suasana kos lebih ramai dan ceria (terutama untuk bertanding Winning Eleven). Hehehe.

Ketika doi meminjam dan mengutak-atik kamera digital (Eos 300D) gw untuk sekedar belajar dan memfoto portofolionya (berupa pamflet), gw sih silakan. Monggo.

Cuma, gw mulai terganggu dengan cara pemakaiannya yang terkesan sembarangan dan sembrono. Misalnya, meletakkan kamera di sembarang tempat yang berpotensi untuk terinjak atau ter-sampluk (kesenggol).

Terang aja gw langsung cuap-cuap, meski sedikit nggak enak. Kok ya kesannya nggak rela gitu “barangnya” dipinjam. Padahal duh sumpah, gw sih nggak masalah. It’s fine, selama memakainya juga hati-hati.

Kamera adalah barang yang sangat ringkih (rentan) dan peka, yang butuh perlakuan khusus. Goncangan, terjatuh, hingga terinjak bisa merusak komponen-komponen elektronik di dalamnya. Dan lagi, you know it was one of my precius. Kamera itu adalah barang yang paling gw sayangi, karena gw beli dengan keringat dan kerja keras sendiri.

Dan benar saja. Tadi malam, ketika akan mencoba kamera (ada momen lucu di kos yang ingin di foto) tiba-tiba saja memori CF (Compact Flash) tidak mau masuk di slotnya. Waduh, ada apa ini? Sedikit pemaksaan, akhirnya bisa. Tapi yang muncul di LCD adalah tulisan Err 2, yang berarti ada masalah di memori.

Canon memang memberikan kode tertentu untuk mengetahui letak kerusakan. Misalnya Err 3 di built-in flash, err 4 di shutter. Dst.

Setelah sedikit analisa, kelihatannya sih ada pangkon di dalam slot yang bengkok, sehingga CF tidak terbaca. Ya ampun. Kok bisa sih.

Tentu saja, teman gw langsung terlihat panik dan pasang muka tidak enak. Tapi, tentu, panik saja tak membantu.

Gw langsung menelpon papa, meminta mengecek kartu garansi yang selama ini nggak pernah gw gunakan sama sekali. Hasilnya, kamera itu gw beli pada 10 September 2004. Bergaransi 12 bulan, dan telah habis pada September tahun lalu.

Berarti, akan ada cost ekstra untuk ongkos servis, yang jumlahnya dipastikan tidak sedikit. Karena bulan ini gw kere abis, jadi dipastikan tuh kamera baru bisa dimasukkan ke Datascript bulan depan. Hiks.

Karena itu, Sob, gw nggak marah sama elu. Tapi please, please, i beg u, next time be carefull with my boys-toys, oke! Just ask me if u dont know how to use itu. *sigh.

2 Comments:

  • danang!!!
    gak sengaja, iseng, gue baca blog lo. dan langsung inget pengalaman gue waktu kamera olympus-slr gue dipinjem sama temen gue dan dijatohin dengan suksesnya. sekarang kamera itu masih nginep di service centre olympus. AND... setelah baca blog lo, gue baru inget kalau saat ini, jam tangan kesayangan gue gak ada di pergelangan tangan kiri gue. sepertinya ketinggalan di kamar mandi kantor. dan barusan gue cek udah gak ada. huaaaa.... ilang... Padahal itu jam kesayangan banget, dari sejak kuliah. dammit!

    By Anonymous Anonymous, At 4:34 AM  

  • ahahaha, emang kayaknya kita nggak boleh terlalu sayang sama satu barang ya Mel, biar gak nyesel2 amat kalo ilang ato rusak. *phew

    By Blogger evil dan, At 1:39 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home