Stupid Is As Stupid Does

Wednesday, May 31, 2006

The Exploited di Malang?



Tahun 1997. Seorang anak muda berusia 15 tahun tergila-gila dengan musik berirama super cepat. Kord-kord simple, sound raw (kasar), lirik lagu bernada protes dan hujatan pada pemerintah, serta cara bernyanyi yang lebih mirip berteriak. Orang menyebut musik “gak genah” itu bernama punk. Dan anak muda itu adalah gw.

Dengan label punk, gw berusaha menunjukkan identitas diri pada lingkungan. Caranya, dengan berdandan selayaknya anak punk. Kaos junkie, celena stright, boots hitam tali merah dengan puluhan lobang, jaket kulit berpin, gelang, kalung, serta sabuk spike. Bokap dan nyokap cuma bisa geleng-geleng kepala ketika gw memutuskan memohawk rambut. Believe me, you don’t wanna see me like that. Damn.

Sebuah aktualisasi terasa belum lengkap tanpa sebuah band, right? Setelah beberapa kali jamming dengan teman sekolah, akhirnya gw mendapat kesempatan untuk bermain dengan band punk beneran.

Saat itu, Sodox and the Socks sedang mencari pemain bass. Setelah brainstorm dan beberapa kali latihan, gw diterima. The Socks lumayan dikenal dalam scene punk Surabaya saat itu. Dengan influence utama band-band punk lawas seperti the Exploited, The Varukers, The Casualties, Chaos UK, hingga Total Chaos.

Kita sempat manggung di acara-acara indie dan SMA. Bahkan juga merekam album sendiri secara independen, self-tittled, meski kualitas rekamannya parah. Later on, gw juga sempat rekaman lagi dengan Disreject, band beraliran crustcore/semi power violence in vein of Disrupt, Disgust, Spazz, and Charles Bronson. But that’s another story.

So, eniwei, gw berhenti ngeband setelah lepas SMA dan masuk bangku kuliah. Sempat kangen juga dengan perasaan setingkat-lebih-tinggi-dari-orgasme ketika menyaksikan massa didepanmu berpow-go di dalam moshpit ketika mendengarkan lagu-lagumu dimainkan.

Sampai akhirnya, gw kemarin mendapat SMS dari sepupu di Malang, yang mengatakan tanggal 2 Juni depan the Exploited akan bermain di Malang. Ya, band asal Inggris itu benar-benar akan menggelar show di Indonesia.

The Exploited adalah dewanya para punker. Mereka adalah salah satu pioner dalam penciptaan bentuk awal musik punk yang kasar (rawk). Buat metalheads, Exploited ibaratnya Slayer atau Metallica. Buat anak ska (rudeboy/girl), Exploited bagaikan the Specials, buat penggemar band Inggris, Exploited seperti My Bloody Valentine.

Intinya, tentu saja gw super ingin untuk melihat dan mendengarkan yang dimotori Wattie dkk itu tampil live. Band, yang awalnya gw denger musiknya hanya lewat kaset hasil ngerekam punya temen. Band yang jadi idola gw dulu. Problem is, bisa gak gw di Surabaya sampai Jumat? Hiks.