Stupid Is As Stupid Does

Monday, May 15, 2006

Ekskul




Seharusnya Ekskul adalah film thriller. Tapi kenapa saat menontonnya jadi ngiler karena ngantuk.


Uhm oke, gw ngaku. Gw nggak ngantuk, tapi tersiksa sepanjang sekitar 80 menit untuk segera keluar dari gedung bioskop. Rasanya seperti penderita klaustrophobia yang dikunci dalam lemari.

First of all, gw nggak abis pikir apa kaitan judul dan tag-line film ini, dengan keseluruhan cerita. Tagnya seperti ini, Ekskul, sebuah ekstrakulikuler. Sementara kisah film ini sebenarnya tentang bullying. Semacam gencet menggencet antar sesama murid atau oleh guru, secara psikologis maupun fisikis.

Mungkin yang dimaksud penulis skenario Eka D Sitorus adalah MOS (Masa Orientasi Siswa), ketika gencet-menggencet dilegalkan sekolah. Waktu konpres di bilang dengan nada tinggi, ”saya prihatin, di Indonesia gencet menggencet ini dilegalkan, coba lihat Amerika, tidak ada seperti itu disana,”.

Inilah kebiasaan orang Indonesia. Berbicara tanpa dasar. Well pak, FYI di Amerika dan Australia, bullying ini juga terjadi. Bahkan lebih parah. Tapi memang sekarang ini majalah Reader’s Digest menunjukkan bahwa bullying sedang menjadi masalah serius di Asia.

Back to topic. Film ini bercerita tentang Joshua (Ramon Y Tungka). Cowok depresif dan aneh. Kamarnya dipenuhi poster-poster senjata genggam otomatis dan revolver.Ia juga penggemar fanatik Kurt Cobain. Lihat saja poster film Last Days-nya Gus Vant Sant atau buku Heavier Than Heaven Charles R Cross di kamar tidurnya. (definately, he got taste)

Joshua menjadi peer victimization dari teman-temannya. Terutama Jerry, Matius, dan Mike. Ia dipukul, ditampar, digantung pagar, sampai kepalanya dicelupkan ke dalam kloset. Di rumah, orang tuanya melakukan pola asuh keras. Setiap kekeliruan berbuah tamparan atau caci maki.

Terus menerus mendapat tekanan dari lingkungannya, membuat jiwa Joshua labil dan mengalami gangguan psikosomatis. Kattie (Metha Yunatra) gadis yang awalnya iba, menjadi paranoid melihat kelakuan Joshua yang aneh. Setelah itu, orang tuanya malah menyarankan Joshua untuk dibawa ke psikater.

Karena sudah tidak tahan lagi, puncaknya, Joshua membeli pistol semi otomatis (berisi satu peluru!), membuat surat palsu, dan menyandera teman-teman sekolahnya. Termasuk Kettie dan Jerry cs.

Ehm. Okay, i’m not gonna be a nitpicker. Tapi, skenario Eka D Sitorus ini begitu banyak lobangnya. Detil-detil yang seenaknya saja tak diperhatikan. Misalnya sekedar panggilan Kapten yang seharusnya sekarang menjadi Ajudan Komisaris (alasan Eka, skenarionya ditulis 2-3 tahun lalu), sampai yang fatal, pistol berisi 1 peluru dan meletus 2 kali. Oh god!

Penata score (entah siapa) harusnya belajar, kalau suspense atau thrills bisa juga dihadirkan lewat kesepian yang mencekam. Tapi di film ini, penonton dihajar dengan score superkencang yang menaikkan bulu kuduk sementara dialog dan adegannya sendiri datar sedatar-datarnya.

Dan begitu datang adegan sedih, score dibuat mellow-semellow-mellownya. Ini yang ngebuat indera-indera gw tersiksa dan memberontak. Capek, capek sekali.

Jangan bicarakan soal rasionalitas. Atas nama dramatisasi dan kebutuhan gambar, sangatlah wajar kalau guru BP membentak-bentak Joshua daripada mendekatinya secara persuasif. Sangat wajar Joshua yang biasanya dihajar atau dikerjai Jerry Cs, tiba2 langsung pandai berantem dan mempecundangi ketiganya begitu memegang pistol. Sangat wajar, membeli pistol semi otomatis tapi pelurunya cuma satu. Dan sangat wajar bila polisi tidak tahu apa yang dilakukan saat menghadapi kasus penyanderaan seperti itu dan kerap berbuat ceroboh. Uhm, oke, mungkin yang terakhir itu benar-benar wajar.

Untungnya, Ramon Y Tungka sebagai poros utama filmnya bisa berakting. Dia menjaga tensi emosi tetap lancar. Aktor pendukung lainnya? Tak lebih anak-anak SMA bermake-up tebal yang bisanya cuma diam, tertawa, dan menangis.

Seharusnya masih ada harapan Ekskul menjadi film bagus, karena celah-celah scenario eka d Sitorus ini masih banyak yang lowong sehingga dapat dipertajam. Sayangnya Eka terlalu angkuh (atau malas?) untuk melakukan itu.

Gampangnya seperti ini, ada satu karakter yang tidak jelas asal usulnya, motifnya, latar belakangnya. Dan saat itu ditanyakan, Eka mengakui kalau karakter itu sengaja dimasuk-masukkan di detik-detik terakhir sebelum syuting. Dan ia agaknya malas untuk merombak lagi skenarionya.

Ah, terakhir, sekali lagi, film ini kembali meremehkan kecerdasan penonton Indonesia. Eka, memaparkan semua konfliknya segamblang mungkin, membuat penonton serasa tak perlu berpikir lagi, atau sekedar menebak-nebak adegan selanjutnya.

Gambaran menonton Ekskul seperti ini : kita duduk, tegang (sedikit), tertawa, tersiksa, dan pulang tanpa kesan apa-apa.


Percakapan “Terbaik” :

Guru BP : Sudahi ulahmu ini!
Joshua : Ulah apa bu?

Joshua : Joshua ingin bunuh papi mami tapi enggak pengin papi mami mati....

Joshua : Saya mau lepaskan mereka pak. (pause 3 detik). Tapi hanya perempuannya saja...
Kepala Polisi : Jos, lepaskanlah yang lain, Matius dan Mike.
Joshua : Ya, kenapa nggak sekalian semuanya aja Pak!

10 Comments:

  • film-film begini ini yang bikin dunia perfilman mati suri lagi dalam dua tahun ke depan.

    By Anonymous Anonymous, At 5:38 AM  

  • Your website has a useful information for beginners like me.
    »

    By Anonymous Anonymous, At 12:19 PM  

  • Greets to the webmaster of this wonderful site! Keep up the good work. Thanks.
    »

    By Anonymous Anonymous, At 12:40 PM  

  • Great site loved it alot, will come back and visit again.
    »

    By Anonymous Anonymous, At 5:23 PM  

  • Hallo I absolutely adore your site. You have beautiful graphics I have ever seen.
    »

    By Anonymous Anonymous, At 5:27 PM  

  • Thanks, jadi bahan perbandingan. Gue nulis komentar gue soal Ekskul di sini:
    http://access-identity.livejournal.com/246378.html
    Soal peluru: menurut gue itu bukan lubang, tapi sengaja. Kita semua juga sadar pelurunya cuma satu dan kita pikir udah ditembakkan. Tapi menurut gue itu dia. Kita dibawa mikir "Ha! Sudah ditembakkan!", tapi memangnya yang jualan peluru cuma orang itu doang? Jadi gue pikir itu unsur surprise, yaitu sebetulnya diam-diam Joshua sudah beli peluru sama orang lain.
    Emang, gue akui banyak bolongnya nih cerita. Juga pesan di pengujung film yang mengganggu. Tapi mungkin itu ditambahkan untuk mencegah film itu dinilai mengekspos kekerasan saja, nggak ada pesan moralnya. Tapi berlebihanlah kalo sampe ada yang komentar film itu bikin perfilman indonesia mati suri dua tahun ke depan.

    By Anonymous Anonymous, At 8:12 AM  

  • ok...mungkin ekskul ga sebagus yang loe mau... tapi gw sbagai plajar yg jadi sasaran utama film itu, dapet bgt koq apa yang diceritain film itu. yang plg penting itu bukannya, enjoy atau menarik ga nya film, tapi apa yg qta dapet abis nonton film itu. klo loe ga ngdapet apa2, itu urusan loe. tapi bagi gue, ekskul bener2 film!!!

    By Anonymous Anonymous, At 12:01 AM  

  • Gw suka banget kok film ini ! !
    Beda .. Ga basi ..REal !
    Gw dapet kok kesan dari ni film ,semuanya !Gw jadi lebh bersukur punya orang tua yang bae ,guru yang bae,temen2 yang ngertiin gw ..that`s it ! ! Ngerasa dalem aja pas si josh blang `makasih udah dengerin joshua..` dengerin pake mata hati ,jangan cuma liat pake mata denger pake kuping !semuanya bakal ga kerasa ....Kalo lo mau yang sempurna ,never banget deh !!
    Jadi lo salah kalo blg ni film bakal bikin mati suri ..Atau jangan2 lo belom nonton lagi ??
    Aktingnya lumayan ga jelek-jelek amat kok,salah kalo ada yang bilang cuma modal make up tebel doang !trus nangis2,ato ketawa-tawa aja ...emang lo bisa??

    Okeh..this is just ma comment , intinya : This is one of my favourite film ..itu aja ,thx !!

    By Anonymous Anonymous, At 4:15 AM  

  • dah tau ekskul jadi film terbaik di Festival Film Indonesia 2006????? Omong kosong banget. Moga2 Nayato ama Sitorus itu mati kesiksa.... Good post

    By Anonymous Anonymous, At 1:35 AM  

  • nyesel lo bilang ekskul tu stupid and bad film.....buktinya pakar2 film kayak FFI beri predikat BEST FILM OF THE YEAR buat dia.....
    gw ngaku koq ni film cacatnya hampir mencapai 50%....
    tapi liat pesan n maknanya donk...dalem bgt tau....
    lo taw ga seh??/
    ni film indonesia pertama yang hampir bikin hati arjuna gw nangis darah...

    (ga selalu yang tertindas itu kalah....salam buat semua pelajar yang pernah ngrasa tertindas!!!!)

    By Anonymous Anonymous, At 12:32 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home