Stupid Is As Stupid Does

Saturday, May 20, 2006

Berbagi

Its has been 3 weeks since Bob arrived to Jakarta. Dia menyewa kamar yang kosong di lt 2. Anehnya, selama 3 minggu itu kamarnya cuma ditempati buat menaruh barang-barangnya. Kalau tidur, tetep di kamar gw di lt bawah.

Ketika gw tanya kenapa, alasannya cukup menggelikan, “takut tidur sendirian”. He-he-he. Ya, dia memang sedikit aneh. Alhasil, akhirnya terpaksa gw yang tidur di kamarnya. Enak, lebih lega dan dingin. Nggak terlalu banyak barang.

Bob menderita phobia ketinggian. Paling takut naik pesawat. Apalagi pas take off dan pesawat membelok. Masih ingat waktu gempa di Jakarta belum lama ini?

Saat itu, ia dan Ulum sedang bertemu klien di sebuah gedung berlantai 6. Habis gempa, Bob menolak lewat lift, mengajak Ulum naik tangga darurat. Kata Ulum, “yo sip, ati-ati Bob, tak ententeni nang isor. Aku numpak lift ae,” (ya, hati-hati Bob, tak tunggu di bawah. Aku naik lift saja). Hi-hi-hi.

Hidup di kos itu, belajar hidup bersama. Belajar cara berbagai, belajar tidak egois, belajar menghargai, belajar peduli. Ya, disini kadang sifat-sifat asli manusia bisa keluar. Yang pelit, kelihatan banget pelitnya. Yang egois, maunya menang sendiri.

Oya, kemarin tiba-tiba gw dikejutkan dengan kedatangan teman si Ulum. Namanya Tulo. Dia bertampang nerdy, dan selalu tersenyum. Di Jakarta katanya dia melamar kerja di sebuah bank.

Lucunya, seusai menjalani tes tahap pertama kemarin, malamnya dia menelpon gw yg di kantor. Untuk apa coba?
“eh, tolong cariin di internet, accounting iku opo sih?”
“hoh, apanya pengertiannya? Fungsinya?”
“iyo, aku gak eruh soale,”
“…..”

ya ampun. Dia jauh-jauh di Jakarta, ngelamar kerja, menjalani tes jadi accounting. Sementara fungsi dan kerjaan accounting sendiri malah gak tau. Bener-bener kebangetan. Wakaka.

On the other hand, akan ada satu teman lagi yang akan tinggal di kos gw. Namanya Reza, temen SMP gw dulu di Surabaya. Di Jakarta doi kerja di perusahaan percetakan milik pamannya, tinggal di rumah Saudaranya di kawasan Fatmawati.

Entah, tiba-tiba saja dia nelpon gw, bilang sedang ada masalah dan minta tinggal sementara di kos.

Gw sih ayuh-ayuh aja. Cuma, lumayan bingung juga. Masalahnya si Reza di berbadan supertambun yang otomatis kalau tidur memakan banyak tempat. Gw masih belum bisa membayangkan, dengan adanya Tulo dan Reza, bagaimana kita nanti akan tidur.

Ah sudahlah, “mangan ra mangan sing penting kumpul” (makan nggak makan asal kumpul).

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home